Communicative Languange Teaching (CLT) – Penjelasan Lengkap

Posted on

Communicative Languange Teaching (CLT) – Penjelasan Lengkap! – Communicative Language Teaching (CLT), sering sekali digembor-gemborkan oleh para tenaga pengajar bahasa yang merasa tidak cocok dengan cara pengajaran bahasa yang terjadi belakangan ini. Namun, sebenarnya apakah yang dimaksud dengan CLT ini? Berikut ini adalah penjelasannya!

Communicative Language Teaching (CLT) adalah sebuah pendekatan dalam pengajaran bahasa asing yang lebih menekankan konsep interaksi, baik dalam proses maupun tujuan dari proses pembelajaran tersebut. Secara historis, CLT ini muncul sebagai respon terhadap Metode Audio-Lingual (ALM), yang dianggap tidak tepat dalam pembelajaran bahasa.

Metode ini berangkat dari paham bahwa bahasa adalah suatu alat untuk berkomunikasi bukan sekedar seperangkat aturan. Oleh karena itu, pengajaran bahasa seharusnya berpegang teguh pada pemahaman tersebut, yaitu belajar bahasa adalah belajar menggunakan bahasa bukan mempelajari tentang bahasa tersebut.

Karakteristik utama dari CLT adalah adanya kombinasi antara aspek-aspek bahasa secara fungsional dan struktural. Secara fungsional, CLT menekankan pada bagaimana bahasa tersebut digunakan, sedangkan secara struktural, CLT, menakankan pada sistem atau aturan bahasa. Meskipun begitu, dalam aplikasinya porsi fungsional lebih besar daripada porsi struktural karena pengajaran-pengajaran tentang aturan bahasa tidak diberikan secara langsung, melainkan tersirat dalam proses belajar.

Teori Pengajaran CLT

Menurut pendekatan komunikatif , agar proses pembelajaran dapat berlangsung  harus ditekankan pada pentingnya variabel-variabel di bawah ini :

Komunikasi : kegiatan yang melibatkan komunikasi nyata untuk mempromosikan pembelajaran .
Tugas : kegiatan di mana bahasa digunakan untuk melaksanakan tugas-tugas yang bermakna dan mendukung proses pembelajaran .
Makna : bahasa yang bermakna dan otentik untuk meningkatkan motivasi siswa dalam belajar .

Tujuan CLT

CLT memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai, antara lain :

  • Siswa bisa menggunakan bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi.
  • Siswa bisa menggunakan bahasa sebagai alat untuk mengekspresikan sesuatu.
  • Siswa bisa menggunakan expresi-expresi bahasa dengan tepat ketika  berkomunikasi.

Pengaplikasian CLT

Dalam pengaplikasiannya di dalam kelas, CLT menggunakan setiap kegiatan yang melibatkan interaksi autentik, baik antara guru dan murid maupun antara murid dan murid. Ada dua bentuk kegiatan dalam kelas CLT, di antaranya adalah:

Kegiatan komunikasi fungsional

Kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan (skill) dan fungsi bahasa tertentu, tetapi tetap melibatkan komunikasi.

Contoh:

  • Cara mengeksrpresikan pendapat
  • Cara menyampaikan kritik dan saran
  • Cara menanyakan waktu
  • Cara meminta dan memberiakan arah, dan lain-lain.

Kegiatan interaksi sosial

Kegiatan yang menekankan pada penggunaan bahasa tersebut.

Contoh:

  • Percakapan dan diskusi
  • Dialog
  • Bermain peran (role play).
  • Interviews
  • Information gap
  • Games
  • Language exchanges
  • Surveys,
  • Pair work
  • Learning by teaching

Keunggulan CLT

  1. CLT adalah appraoch holistik. Pendekatan ini tidak hanya fokus pada silabus struktural tradisional, tetapi juga mempertimbangkan dimensi komunikatif bahasa.
  2. CLT menyajkan gairah dan motivasi kepada siswa di dalam kelas.
  3. CLT adalah pembelajar yang menekankan pada kepentingan dan kebutuhan para peserta didik.
  4. Dalam dunia ini, di mana komunikasi informasi dan teknologi informasi telah sangat maju, CLT dapat memainkan peran penting sebagai pendidik.

Kelemahan CLT

  1. Metode ini sulit diterapkan di dalam kelas yang sangat ramai.
  2. Guru harus menjadi orang yang memiliki pengetahuan yang sangat luas dalam bahasa asing dan bahasa ibu.
  3. Penggunaan bahan ajar yang tidak memadai dan sesuai dapat merusak proses pembelajaran.
  4. Pengetahuan teoritis guru harus sangat baik dalam hal praktek
  5. Kemampuan pemantauan guru harus sangat baik.
  6. Pengajaran tentang aspek struktural bahasa (grammar) sangat sulit dipraktekan dalam metode ini.
  7. Pendekatan CLT hanya berfokus pada kelancaran tapi tidak pada ketepatan.
  8. Peserta didik yang lemah dan tidak bisa menggunakan bahasa target akan terus melakukan kesalahan dan akhirnya menyerah.
  9. Pendekatan CLT sangat tepat untuk kelas interemediate dan advance, tetapi untuk pemula (basic) pendekatan ini tidak tepat.