Contoh Narrative Text Singkat Tentang Binatang dan Artinya

Posted on

Contoh Narrative Text Singkat Tentang Binatang – Di bawah ini, terdapat sebuah cerita menarik nan inspiratif mengenai asal usul mengapa bebek hanya bersuara, “kwek, kwek, kwek!”. 🙂

 

Duck, The Gossiper

In a forest, the animals lived in peace. They helped each other and loved each other.

They were very often working together to improve their homes or to find food. They lived in a harmony for decades.

But, lately, their life was different. They were no longer being friendly animals anymore, they hated each other.

Eagle, the most intelligent bird, knew this situation. He felt that this situation should be stopped. He then investigated deeper, and tried to uncover who’s the animal that should be responsible for this worse situation.

He then visited the deer family that hates weasel family. He wanted to ask why they hated weasel family. After chatting for a long time, he then asked, “Sir, why do you hate weasel?”

Mr. deer replied, “Mr. Duck told us, that the weasel family stole our food, since then, we hate them.”

Eagle then asked again, “Have you checked out more about the news?”

Mr. Duck replied, “I did not do it, I believed him, because he is my good friend.”

Eagle then satisfied with the answer, he now understood why the jungle, where he lived, become chaotic and all animals hated each other. He then excused himself to visit Mr. Duck.

When he arrived at Mr. Duck’s home, he inadvertently heard a talking between Mr. Duck and Mr. Weasel. Apparently, Mr. Duck were vilifying the deer family, though, Mr. Deer had said that Mr. Duck was his good friend.

A few minutes later, Eagle broke down the door of Mr. Duck’s house, and then bring to the middle of the forest. He bins Duck’s wings. He summoned all animals including Deer and Weasel family. After explaining all the situation, eventually they were aware that they were only deceived by Mr. Duck.

That incident made all the animals also realized their mistake. Finally, they agreed that Mr. Duck had to be killed.

Mr. Duck then cried and he admitted all the bad behavior. “Forgive me, please forgive me. Eagle, you are an intelligent and good animal, please do not let them kill me…”

Eagle has another opinion. He ordered all the animals to be patient and do not take murder as the solution. A few minutes later, he got a very smart idea.

He told Mr. Deer and Mr. Weasel to pull Mr. Duck’s neck. Because of this, Mr. Duck felt anxious, he then shouted and re-appealed to Eagle.

“Eagle, do not kill me, I beg you, I still want to live.” Duck said tearfully.

Eagle said in a loud voice, “Shut up! I’m not going to kill you, keep silent!, do not cry!.”

Duck then kept silent and surrendered to God. After that, Eagle flied high into the sky and plunged downward at a very high speed. He then ripped off Duck’s neck muscles quickly using his sharp beak.

Eagle then said to Mr. Deer and Mr. Weasel, “Let him go!”

Mr. Duck was not dead, he just bleed. But there was something strange, when he was screaming, he just sounded, “quack, quack, quack!”

He cannot speak and only had a sound, “quack, quack, quack!”

Apparently, Eagle ripped the cords that made Mr. Duck unable to speak again.

Now, every day Mr. Duck could only emitted strange noises that made his words could not be understood by all the inhabitants of the forest.

He could no longer told lies to other animals. Since that time, forest animals returned to live in peace and they were grateful to Eagle.

Artinya:

Bebek, si Penggosip

Di sebuah hutan, hiduplah hewan-hewan dengan damai. Mereka saling membantu dan saling menyayangi.

Hewan-hewan sangat sering bekerja sama untuk memperbaiki rumah mereka atau mencari makanan. Mereka hidup dengan rukun selama puluhan tahun.

Tetapi, akhir-akhir ini, kehidupan mereka berbeda. Mereka bukan lagi penduduk hutan yang ramah satu sama lain, mereka terlihat saling membenci.

Si Elang, burung yang cerdas dan bermata jeli, mengetahui keadaan ini. Ia merasa bahwa  keadaan ini tidak boleh berlanjut. Ia kemudian menyelidiki secara lebih dalam, dan berusaha mengungkap siapa yang harus bertanggung jawab dibalik keadaan yang semakin memburuk.

Ia kemudian mengunjungi keluarga kancil yang membenci keluarga musang. Ia ingin bertanya mengapa mereka membenci keluarga musang. Setelah mengobrol cukup lama, ia kemudian bertanya, “Pak, kenapa Anda membenci musang?”

Kancil menjawab, “Pak Bebek memberitahu kami, bahwa keluarga musang yang mencuri makanan kami, sejak saat itu, kami membenci mereka.”

Si Elang kemudian bertanya kembali, “Apakah Anda sudah memeriksa lebih jauh mengenai berita tersebut?”

Pak Bebek menjawab, “Saya tidak melakukannya, saya mempercayai pak Bebek, karena ia adalah teman baik saya.”

Si Elang kemudian merasa puas terhadap jawaban tersebut, Ia sekarang mengerti mengapa hutan, tempat ia tinggal, menjadi kacau dan semua hewan saling memusuhi. Ia kemudian pamit dan menemui bebek.

Ketika ia sampai di rumah bebek, ia secara tidak sengaja mendengar bebek sedang berbicara dengan musang. Ternyata, bebek sedang menjelek-jelekkan keluarga kancil, padahal, pak kancil berkata bahwa bebek adalah teman baiknya.

Beberapa menit kemudian, Elang mendobrak pintu rumah bebek, dan kemudian membawa bebek ke tengah hutan. Ia mengikat sayap bebek. Elang memanggil semua hewan termasuk kancil dan musang. Setelah menjelaskan apa yang terjadi, akhirnya musang dan kancil sadar bahwa mereka hanya dibohongi oleh bebek.

Kejadian tersebut membuat semua hewan juga menyadari kesalahan mereka. Akhirnya, mereka setuju bahwa bebek harus dibunuh.

Bebek kemudian menangis dan ia mengakui semua perbuatan buruknya. “Ampuni aku, tolong ampuni aku. Elang, kamu adalah hewan yang cerdas dan baik, tolong jangan biarkan mereka membunuhku..”

Elang mempunyai pendapat lain. Ia menyuruh semua hewan untuk sabar dan tidak boleh melakukan pembunuhan. Beberapa menit kemudian, ia mendapatkan ide yang sangat cerdas.

Ia menyuruh kancil dan musang untuk menarik leher bebek. Karena lehernya ditarik, bebek merasa cemas, ia kemudian berteriak dan kembali memohon kepada Elang.

“Elang, jangan membunuhku, aku mohon, aku masih ingin hidup.” kata bebek sambil menangis.

Elang berkata dengan suara keras, “Diam! Aku tidak akan membunuhmu, diam!, jangan menangis!.”

Bebek kemudian diam dan pasrah kepada Tuhan. Setelah itu, Elang terbang tinggi ke langit dan terjun ke bawah dengan kecepatan tinggi. Ia kemudian merobek otot leher bebek dengan cepat menggunakan paruhnya yang tajam.

Elang berkata kepada kancil dan musang, “Lepaskan dia!”

Bebek tidak mati, ia hanya berdarah. Namun ada yang aneh, ketika bebek berteriak, ia hanya mengeluarkan suara, “wek, kwek, kwek!”

Ia tidak dapat berbicara dan hanya mengeluarkan suara wek wek wek..

Ternyata, Elang merobek pita suara milik bebek sehingga membuatnya tidak bisa berbicara lagi.

Sekarang, setiap hari bebek hanya bisa mengeluarkan suara-suara aneh yang membuat perkataannya tidak bisa dimengerti oleh semua penduduk hutan.

Ia tidak dapat lagi menghasut dan berkata bohong kepada hewan lain. Sejak saat itu, penduduk hutan kembali hidup dengan damai dan mereka berterima kasih kepada Elang.