Tips Membentuk Mental Siswa Agar Menjadi Independent Learner

Posted on
Dewasa ini sudah bukan zamannya lagi seorang siswa begitu bergantung terhadap seorang guru di dalam pembelajaran kelas. Sedini mungkin, mereka harus dilatih untuk menjadi pribadi-pribadi yang mandiri. Serta mampu mempelajari banyak hal sepenuhnya menggunakan kapabilitas yang mereka miliki.

Untuk menjadikan siswa sebagai seorang pembelajar yang independen, ada beberapa tips yang bisa Anda terapkan di dalam kelas.

 

Berikan Nilai Plus

 

Untuk menjadikan siswa sebagai seorang independent learners, maka terlebih dahulu kita harus membuat mereka aktif. Terkadang inilah yang sulit.

 

Untuk mengawalinya, Anda bisa memberikan iming-iming nilai tambah apabila siswa menjawab sesuatu atau berani mengangkat tangan untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Cara ini biasanya efektif karena mereka tahu bahwa ada sesuatu yang menarik dan akan mereka dapatkan apabila menjadi siswa aktif di kelas.

 

Komunikasi Dua Arah

 

Metode ceramah banyak menuai kritikan karena komunikasi yang terjadi hanya satu arah saja. Tidak ada komunikasi timbal balik antara guru dengan siswa sehingga siswa hanya sebagai objek pasif. Ini membuat siswa menjadi pembelajar yang tumpul otaknya.

 

Sehari-hari mereka hanya dilayani materi oleh guru, kemudian mencatat, serta sesekali mengerjakan soal. Apabila kondisi ini berlanjut secara terus-menerus, pikiran siswa tidak akan berfungsi secara sempurna, karena mereka terbiasa menerima materi bukan mencari.

 

Sebisa mungkin, ajukan banyak pertanyaan, ajukan banyak persoalan kepada siswa agar otak mereka terlatih untuk berpikir.

Follow Up Method Agar Otak Siswa Terasah

 

By the way, untuk membuat siswa terlatih menjadi seorang pembelajar yang mampu berpikir taktis serta tidak malas dengan hanya duduk serta menerima materi, Anda bisa menggunakan metode. Dua metode yang saya anggap mampu mengasah kemandirian siswa adalah audio lingual method serta silent way.

 

Saya pernah diajarkan menggunakan dua metode ini dan rasanya benar-benar berbeda. Pikiran saya serasa benar-benar dilatih untuk mampu berpikir cermat.

 

Belajar Melalui Diskusi

 

Sebagai seorang guru, tentu Anda sudah sering melakukan diskusi. Kendati demikian, banyak dikusi yang ada saat ini tidak merata pembagian kerjanya. Satu buah kelompok yang anggotanya berkisar antara empat hingga lima orang, hanya memfokuskan kerja pada satu atau dua orang saja, sementara anggota sissanya hanya berdiam diri menunggu pekerjaan selesai.

 

Untuk menghindari fenomena tersebut, ada dua cara yang bisa Anda lakukan. Pertama, bebankan setiap anggota kelompok sebuah peran. Misalkan ada empat orang anggota dengan lima soal tugas diskusi, maka anggota pertama mengerjakan soal nomor satu, anggota kedua mengerjakan soal nomor dua, dan seterusnya. Bisa juga menggunakan metode dikusi jigsaw atau collaborative strategic seperti yang sudah saya jelaskan di website ini juga.

 

Kedua, hindari diskusi kelompok dengan jumlah anggota yang banyak. Batasi hanya dua anggota saja dan tidak lebih. Cara ini membuat pengawasan menjadi lebih mudah. Kemudian untuk melakukan test terhadap kemampuan setiap anggota, silakan Anda lakukan presentasi di akhir diskusi.