Siapa yang Patut Disalahkan dalam Buruknya Sistem Pendidikan Indonesia?

Posted on
Dari Metrotvnews.com : “Hasil studi Programme for International Student Assessment (PISA) 2012 menunjukkan sistem pendidikan Indonesia masih sangat jeblok. Dari 65 negara anggota PISA, pendidikan Indonesia berada di bawah peringkat 64.
 
Tingkat membaca pelajar Indonesia menempati urutan ke-61 dari 65 negara anggota PISA. Indonesia hanya mengumpulkan skor membaca 396 poin. Tingkat membaca penduduk Indonesia tertinggal dari negara tetangga, Thailand (50) dan Malaysia (52).
 
Untuk literasi matematika, pelajar Indonesia berada di peringkat 64 dengan skr 375. Adapun skor literasi sains berada di peringkat 64 dengan skor 382.
 
Pada tahun ini, skor dan posisi tertinggi diraih Shanghai-China, Singapura, dan Hong Kong. Sementara tiga tempat paling bawah diraih Qatar, Indonesia, Peru.”

Data di atas memang diambil pada tahun 2012. Tetapi mungkin ini tidak jauh berbeda dengan tahun ini, 2014. Peringkat Indonesia yang berada di tiga terbawah merupakan suatu keburukan dan aib. Bagaimana mungkin bangsa kaya raya ini bisa bobrok di urusan pendidikan?

 

Kalau sudah begini, semua saling menyalahkan. Guru menyalahkan pemerintah karena salah membuat kebijakan, orang tua menyalahkan guru karena belum mampu mengajar dengan baik, sementara anak menyalahkan orang tua karena tidak memberikan waktu luang untuk mendidik secara personal. Sejatinya, siapa yang patut disalahkan?

Saya malah berpendapat bahwa kita sendiri yang disalahkan. Entah itu posisi kita sebagai guru, orang tua, siswa, atau pemegang kebijakan. Lihat apa yang salah dalam diri kita. Kemudian perbaiki secepat dan sebaik mungkin. Di saat kita sibuk menyalahkan orang lain, justru kesalahan kita yang begitu besar tiada tampak batang hidungnya.

 

Koreksi diri kita sendiri, dimana letak kesalahan kita. Sebagai siswa, perbaiki mental belajar Anda. jangan serba instan untuk mendapatkan nilai tinggi. Mau dapat nilai bagus kok tidak belajar, malah berusaha curang dengan cara mencontek.

 

Begitu juga guru dan orang tua. Bercerminlah dan perbaikilah kesalahan. Dengan koreksi dari setap individu kemudian masing-masing berjuang untuk terus menjadi yang lebih baik, Insya Allah pendidikan kita bisa bersaing atau bahkan mengungguli China dan Singapura.